Sabtu, 01 Maret 2014

Di bawah bayang-bayang Surat Yaasiin dan Al-Kahfi


Suatu Refleksi 44 Tahun Kehidupan

 Setelah 25 tahun meninggalkan hafalan beberapa surat al Qur'an, Allah SWT menganugerahi saya waktu luang, diantara jeda project, untuk mengulang kembali hafalan surat-surat favourite saya, semasa kuliah dulu, yaitu surat Yaasiin dan al-Kahfi.

Masa kuliah dulu memang saya baru hafal Yaasiin dan sempat saya ulang-ulang dalam berdiri sholat tahajjud, hingga Allah memberkahi saya dengan sesuatu yang sangat mulia.

Di tengah kesibukan kuliah, surat al-Kahfi memang belum sempat saya hafal, tapi karena saya baca setiap malam sebelum tidur, iramanya masih terekam hingga 25 tahun kemudian.  Yang mana memudahkan saya untuk menghafalnya.

Segera setelah saya me-recover hafalan Yaasiin, sayapun berusaha menghafal surat Kahfi ini yang dalam 5 bulan telah saya hafal sempurna.

Sebagaimana kebiasaan saya dimasa lalu, setiap surat al Qur'an yang baru saya hafal, segera menjadi menu tetap dalam sholat tahajjud.

Al-Kahfi ini memberikan sensasi luar-biasa dibaca dalam tahajjud, ada suatu kenikmatan tersendiri yang tidak bisa saya gambarkan disini.

Membaca Yaasin atau bahkan surat-surat pendek juga memberikan kenikmatan dalam tahajjud, tapi membaca al-Kahfi yang sebagian ayat-ayatnya lumayan panjang membuktikan firman Allah dalam surat Muzammil ayat 6: 

"Sungguh bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa) dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan".

Disini saya mengambil kesimpulan, seutama-utama hafalan Qur'an (terutama surat-surat panjang) adalah untuk dibaca pada sholat malam (Tahajjud).  Hal ini pula yang dilakukan Rasulullah SAW dan para shahabat mengikuti perintah Allah SWT pada bagian awal surat Muzammil.

Memang pada bagian akhir surat Muzammil, Allah SWT memberikan kemudahan bagi siapa yang 'udzur' karena sakit atau kesibukan mencari nafkah atau jihad fisabilillah di siang hari, untuk membaca yang mudah-mudah dari al-Qur'an.

Tetapi menjadi pertanyaan bagi sebagian kita yang bercita-cita menjadi hafidz, bila tidak ada kemauan untuk mengulang hafalan bacaan panjangnya di malam hari dalam sholat malam.

Mengulang-ulang bacaan Qur'an dengan duduk, walau mendapat pahala, tentu bukan hal yang utama dalam pandangan Allah SWT, Rasulullah SAW dan para Malaykat yang mulia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar