Selasa, 16 September 2014

Media Penerang Hati

 BASHIROH - MATA BATHIN



Membaca beberapa postingan saya, mungkin pemirsa masih berusaha menghubungkan Tema Blog ini yaitu PENERANG HATI dengan kajian-kajian wirid dan kekhususan surat-surat Al-Qur'an yang saya sampaikan. 


Seperti pada postingan yang lalu tentang KEAJAIBAN SURAT YAASIIN, dimana saya diberi anugerah Allah untuk melihat Rasulullah SAW, Malaykat Jibril dan Mikail dalam mimpi yang sangat jelas.

Pertanyaan pemirsa lebih jauh mungkin melalui MEDIA apa, hal itu bisa terjadi.  Karena sudah tentu bukan dengan mata fisik yang biasa.  Dalam postingan pertama disebutkan bahwa Wirid Al Qur'an bisa mendatangkan Warid yang akan mengungkap ke-ghaib-an tataran tinggi, tinggal disini kita meng-kaji apa yg digunakan oleh WARID dalam diri manusia sehingga memungkinkan hal ini terjadi.  Artikel dibawah pernah saya tulis dan sampaikan di dalam Blog saya yang lain yg sudah tak bisa di update lagi:

Di akhir zaman ini, hampir tak ada cara untuk mengetahui kebenaran sejati karena setiap madzhab mempunyai tafsir berbeda-beda untuk setiap ayat Qur'an dan untuk setiap hadits Rasul.

Bagi kita orang awam 'Kembali pada Qur'an dan Sunnah Rasul' berarti mencari kebenaran dalam diri.

Firman Allah dalam surat At-Taghobun:11, yang artinya kurang lebih.."Barang siapa ber-iman maka akan diberi petunjuk ke dalam hati nya".

Sabda Rasul SAW dari Abu Abdillah Nu'man bin Basyir, "Di dalam jasad ada segumpal daging..bila ia baik maka baik seluruh perilaku jasad nya, bila ia rusak..maka rusak lah seluruh perilaku jasad nya"(Shahih Bukhori dan Shahih Muslim).

Sementara orang-orang bijak ada mengatakan," Barangsiapa mengenal jiwa-nya maka dia akan mengenal Tuhan-nya"

Hadits Rasul SAW yang lain dari Abu Hurairoh, "Telah putus ke-Nabi-an, kecuali Mubasyirah"
Ketika beliau ditanya apa Mubasyirah..beliau menjawab,"Ru'yatus Shalih (Impian yang bagus)". (Shahih Bukhori).  Disini jelas berarti MUBASYIROH adalah bagian dari sifat KENABIAN, yang bisa dimiliki orang beriman dan berlangsung hingga akhir zaman.

Diperkuat lagi dengan Hadits Rasul yang lain dari Abu Hurairoh, "Mimpi orang Mukmin adalah satu dari 46 tanda ke-Nabi-an"(Shahih Bukhori dan Shahih Muslim).

Kehebatan mimpi orang mukmin yang shalih seperti contoh ketika Abdullah bin Zaid dan Umar bin Khoththob ber mimpi memanggil orang untuk shalat dengan lafaz tertentu dan Rasul memerintahkan untuk mengajarkan Bilal untuk meniru (apa yang diimpikan oleh mereka) sebagai panggilan adzan yang kita kenal sekarang.(HR Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).

Perhatikan...bagaimana mimpi dua orang yang bukan Nabi bisa dijadikan dasar untuk menetapkan hukum syari'ah oleh Nabi sendiri !

Mimpi-mimpi orang shalih bila mengenai maksud yang sama justru akan lebih memperkuat derajat ke-SHAHIH-annya seperti derajat hadits yang mutawatir...contoh ketika banyak Sahabat bermimpi melihat lailatul Qadar jatuh pada 7 dan 10 malam akhir ramadhan yang ganjil, Rasul pun bersabda,"Saya mendengar sebagian kalian ber-mimpi melihat Lailatul Qadar pada 7 malam awal, dan sebagian kamu melihat pada 7 malam akhir, karenanya cari lah pada 10 malam akhir". (Shahih Muslim dari Sahabat Salim bin Abdullah bin Amru).
  
Mimpi yg Bagus (Ru'yatus Shalih) ada 2 macam :


      
1. Penglihatan Simbolik; Seperti Nabi Yusuf melihat 11 bintang, 1 matahari dan 1 bulan bersujud. Semua simbol ini harus ditafsirkan. (Surat Yusuf : 4).

2. Penglihatan Langsung; Terbagi lagi dalam 2 jenis:

A. Penglihatan Langsung pada WAKTU YANG SAMA; Contoh paling jelas adalah mimpi melihat Nabi SAW.  Dari Abu Hurairoh bahwa Rasul SAW bersabda,"Barang siapa bermimpi melihatku dalam mimpi maka ia AKAN MENEMUIKU DALAM JAGA (fasayaroni fil yaqozhoh!) , karena syetan tak bisa menyerupaiku". (Shahih Bukhori dan Shahih Muslim).

Dalam banyak kasus orang-orang mukmin yang mimpi bertemu Nabi SAW, sesaat mimpi akan usai, dalam peralihan diantara mimpi dan sadar terkadang melihat Beliau sekilas di samping tempat tidur.  Walaupun dalam mimpi mereka melihat atau berbicara dengan Beliau SAW di tempat lain.  Dalam kasus-kasus khusus, mereka yang sudah tergolong Wali Allah tingkat shiddiqin malah biasa melihat Beliau dalam keadaan sadar dan sepenuhnya jaga.  Perkataan Beliau SAW, "FASAYARONI FIL YAQOZHOH" menjadi bukti hal ini bisa terjadi.

B. Penglihatan Langsung untuk MASA DEPAN; Seperti Rasul SAW melihat dirinya masuk ke Mekah dalam keadaan aman dan bercukur, beberapa minggu (beberapa bulan) setelah itu benar-benar terjadi penaklukan kota Mekah, situasi yg terjadi persis sama seperti yg dilihat dalam mimpi sebelumnya (surat al Fath : 27).

Di dalam 'Penglihatan Langsung' baik pada 'waktu yang sama' ataupun untuk 'masa depan'  maka semua dimensi terlihat normal, tak ada yg perlu ditafsirkan spt mimpi simbolis.  Perbedaannya dalam kasus yang terakhir ini sebenarnya orang yg ber-mimpi sedang masuk ke 'masa depan'. Untuk diri-sendiri saja (berdasar pengalaman saya) taraf ke-akurat-an disini sudah lebih dari 90%, bila beberapa orang mukmin bermimpi hal yg serupa, maknanya sama atau bersesuaian, maka taraf ke-akurat-an nya menjadi 100%. Suatu hal yg pasti terjadi, dan, tidak lama lagi.

'Penglihatan Langsung untuk MASA DEPAN' umumnya hanya dialami Nabi SAW, para Nabi AS dan para Wali Allah (golongan Shiddiqin). Tapi khusus di akhir zaman, 'Penglihatan Langsung' jenis khusus ini banyak dibuka Allah kepada Mukmin yg bukan Wali Allah, mengingat situasi 'DARURAT AKHIR ZAMAN' yg harus segera diberitakan.

Karena itu, dari Abu Hurairoh bahwa Rasul SAW juga bersabda,"Di akhir zaman, ruyatus shalih orang-orang Mukmin nyaris tak pernah bohong". (Shahih Bukhori dan Shahih Muslim).

Yg dimaksud Beliau SAW disini adalah 'Penglihatan Langsung untuk Masa Depan', jadi bukan 'Penglihatan Simbolis' yg membutuhkan penafsiran lebih lanjut dan bisa keliru. Untuk zaman yg darurat, tidak ada pilihan sarana media informasi terbaik kecuali 'PENGLIHATAN LANGSUNG untuk MASA DEPAN'.