Sabtu, 20 Desember 2014

Rahasia Kelahiran dan Sosok Isa Alayhi Salaam


Dalam banyak hadis, Rasul SAW menggambarkan Nabi Isa AS bertubuh sedang, berwarna kulit kecoklatan-kemerahan tapi bercahaya seperti butir-butir air yg masih menempel setelah mandi, rambut Beliau sebahu dan hitam seperti umumnya Bani Israil dan Yahudi yang asli Timur Tengah.
Tapi anehnya dalam gambaran orang-orang Nasrani, karena didominasi bangsa barat maka sosok Nabi Isa AS (yg mereka sebut Yesus) menjadi berambut PIRANG dan bermata BIRU...
Satu hal yang salah lagi, oleh mayoritas Nasrani, Beliau Isa AS disebut lahir pada bulan Desember di tengah MUSIM DINGIN. Nasrani Armenia malah mengatakan lahir 6 Januari. Hal yg SANGAT ANEH, karena dalam Al-Qur'an disebutkan ketika Maryam hamil tua di ilhamkan untuk menggoyang pohon kurma YANG BUAHNYA SEDANG MASAK (Surat Maryam:25). Hal ini berarti Nabi Isa AS lahir di akhir musim panas (Agustus-September !).

Kebetulan saya membaca kisah seorang anak yang bermimpi bertemu Nabi Zakaria AS (paman dari Maryam). Beliau memberi tahu bahwa Isa AS lahir pada SABTU terakhir di BULAN MUHARROM. Pada saat siang hari terik (karna MUSIM PANAS !) dikawal 1.000 malaikat.
Dengan menggunakan kalkulator converter hijriyah ke gregorian, saya mencari Sabtu terakhir pd bulan Muharrom di tahun 1 Masehi (sebagai tonggak penanggalan Masehi), sy mendapatkan tanggal 26 Muharrom 640 Sebelum Hijrah = 3 September 1 Masehi....TEPAT AKHIR DI MUSIM PANAS, subhanalloh benarlah firman Allah dalam Al-Qur'an !
Akhirnya saya memberi tahu istri tentang rahasia ini, sambil saya minta dia mengulang beberapa ayat pd surat Ali Imran dan Maryam yg mengisahkan kelahiran Isa AS.
Beberapa minggu kemudian...saya bermimpi...saya melihat beberapa ibu-ibu sedang berangkat ke suatu tempat (pengajian kah ?)...tetapi tak jauh dari mereka ada seorang LAKI-LAKI terlihat sangat misterius, berambut hitam se-bahu, sorot mata hitam dan tajam...seperti orang timur tengah...bertanyalah saya dalam hati siapa gerangan Beliau...tiba-tiba ada bisikan ke dalam hati saya, "Itulah Isa Alayhi Salaam !!!"

Sabtu, 25 Oktober 2014

Satu Rahasia Agung dari Ayat Kursiy

Takwil Makna Kalimat 'Man dzalladzii yasyfa'u indahui illaa bi idznih'

Artikel ini pernah saya submit dalam satu forum diskusi online yang sudah tak ada lagi, pernah mendapat sambutan hangat dan keterkejutan dari para pemirsa yang menekuni ilmu-ilmu ladunni dan hikmah.  Apa yang saya sampaikan kembali, tidak lain hanya sekadar ingin berbagi ilmu dan hikmah atas apa yang dialami saya dan guru-guru dengan anugerah Allah SWT melalui pengamalan wirid surat-surat/ayat-ayat pilihan yang telah kita diskusikan selama ini.

Saya selalu meyakini bahwa peng-ILMU-an yang shahih bila dipraktikkan dengan peng-AMAL-an yang ikhlas dan terus-menerus (perhatikan kajian kita tentang makna wirid di awal-awal blog !), fa insya Allah akan melahirkan peng-ALAM-an yang indah dan hakiki.

ILMU -> AMAL -> ALAM adalah suatu rangkaian kata-kata yang terdengar serupa, tapi bukan kebetulan keberadaannya bagi mereka yang menekuni ilmu dan hikmah dari ayat-ayat Qur'an yang agung.

Semoga yang saya sampaikan menjadikan para pemirsa tambah mencintai Al-Qur'an dan Rasulullah SAW beserta dapat mengalami keajaiban-keajaiban seperti yang pernah saya dan para guru alami.  Mari kita kaji artikel berikut ini:

Kajian Makna Tersirat Ayat Kursiy (1)
Man dzalladzii yasyfa’u indahuu illaa bi’idznih-Siapakah yang dapat memberi syafa’at tanpa se-idzin-Nya

Rekan-rekan, memenuhi janji saya, juga untuk memenuhi ’dahaga’ bagi mereka yang ingin mengetahui apa yang tersirat (implicit) dalam ayat yang sangat agung dan mulia ini.  Dasar dari semua kajian ini tetap menggunakan tafsir mu’tabar dan hadis yg shahih juga mengikuti pendapat ulama besar.  Apa yg saya lakukan adalah menghubungkan apa yang terputus dan menganalisis berdasarkan pengalaman para ahli hikmah, dalam hal ini guru saya dan murid-murid beliau.

Prof Quraisy Shihab menjelaskan ’syafaat’ berasal dari kata ’syaf’u’ atau ’genap’.  Yang dimaksud disini ada pihak pemberi (pertolongan) dan ada pihak penerima (pertolongan).

Kalimat diatas adalah penjelasan dari Az Zumar:44 (yang bersifat negasi): ”Hanya kepunyaan Allah syafa’at itu semua. Kepunyaan-nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-nyalah kamu dikembalikan”.  Berarti walaupun syafaat milik Allah, masih dapat diberikan oleh fihak lain bila dengan izin-Nya.

Hadits-hadits shahih (Shahih Muslim) sampai kepada kita tentang syfaat memang banyak, tapi saya meng-klasifikasi-kan nya dalam 2 kategori :

1. Sya’faat Kubra (PUBLIC AMNESTY)
2. Sya’faat Shugra (SPECIFIC AMNESTY)

Syafa’at Kubra adalah berdasarkan hadis shahih dimana di padang mahsyar seluruh Nabi sangat ketakutan karna tak dapat membela umatnya, sehingga Nabi Adam memohon kepada Nabi Nuh, beliau tak mampu kemudian memohon Nabi Ibrahim, beliaupun merasa berat sehingga memohon Nabi Musa, beliaupun merasa sulit sehingga memohon Nabi Isa, beliau ternyata keberatan akhirnya memohon Nabi Muhammad SAW ”Bela lah kami di hadapan Tuhan anda” .  Didalam hadis lain Rasulullah bersabda ”Kemudian kumohonkan pembelaan bagi umat manusia, sesuai degan ketentuan yang digariskan Allah bagiku”.   

Disinilah tersingkap satu makna agung dari firman Allah,”Wa ma arsalnaka illa rahmatan lil alamiin” !  Amnesty yang dimintakan Nabi Muhammad bukan hanya untuk umatnya, melainkan untuk umat manusia seluruhnya.

Sya’faat Shugra adalah berdasarkan hadis shahih, sabda beliau ”Setiap Nabi memiliki do’a khusus untuk menolong umatnya yang pasti diperkenankan didunia, tetapi aku insya Allah mengundurkannya untuk membela umatku di hari kiyamat (di padang mahsyar).”  Ini adalah syafaat khusus untuk umat Islam yang uniknya ini adalah hak Rasulullah yang ditunda atau belum terpakai.   

Dengan adanya kewenangan syafa'at Shugra lah sebagian ahli hikmah memaknai ’man dzalladzi yasyfa’u indahu illa biidznih’ sebagai Nabi Muhammad sebagai satu satunya yang dapat memberi syafaat tanpa melalui idzin Allah lagi.  Berbeda dengan syafaat kubra yang mana Rasulullah harus memohon dan meminta idzin Allah.   Ini suatu derajat luar biasa bagi beliau, bahkan Allah berfirman di surat An Najm:26 ”Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah Allah meng-idzinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhoinya”

Karena ayat Kursiy ternyata mengandung makna tersirat akan ’derajat agung dan luar biasa Rasulullah’ maka banyak par sufi dan ahli hikmah meng-kombinasi-kan wirid ayat Kursiy dengan sholawat Nabi dan surat Yasin.  Dimana ayat Kursiy mengandung ’Derajat Agung Rasulullah’, sedang sholawat adalah ’doa untuk beliau’ dan surat Yasin mengandung ’nama rahasia untuk Nur Muhammad di alam malakut’ karena para Sufi memaknai ’Yaa Siin’ sebagai ’Ya Sayyidul Mursaliin’ atau ’Wahai Penghulu Para Utusan’.  Melalui kombinasi pengamalan wirid ini semua, guru kami berujar,”Ketika ber-doa di makam Rawdah di Masjid Nabawi-Madinah, dalam keadaan sadar saya mendapatkan suatu kenikmatan yang tak pernah akan bisa dibayangkan oleh mata, telinga, hati dan fikiran manusia”


Selasa, 16 September 2014

Media Penerang Hati

 BASHIROH - MATA BATHIN



Membaca beberapa postingan saya, mungkin pemirsa masih berusaha menghubungkan Tema Blog ini yaitu PENERANG HATI dengan kajian-kajian wirid dan kekhususan surat-surat Al-Qur'an yang saya sampaikan. 


Seperti pada postingan yang lalu tentang KEAJAIBAN SURAT YAASIIN, dimana saya diberi anugerah Allah untuk melihat Rasulullah SAW, Malaykat Jibril dan Mikail dalam mimpi yang sangat jelas.

Pertanyaan pemirsa lebih jauh mungkin melalui MEDIA apa, hal itu bisa terjadi.  Karena sudah tentu bukan dengan mata fisik yang biasa.  Dalam postingan pertama disebutkan bahwa Wirid Al Qur'an bisa mendatangkan Warid yang akan mengungkap ke-ghaib-an tataran tinggi, tinggal disini kita meng-kaji apa yg digunakan oleh WARID dalam diri manusia sehingga memungkinkan hal ini terjadi.  Artikel dibawah pernah saya tulis dan sampaikan di dalam Blog saya yang lain yg sudah tak bisa di update lagi:

Di akhir zaman ini, hampir tak ada cara untuk mengetahui kebenaran sejati karena setiap madzhab mempunyai tafsir berbeda-beda untuk setiap ayat Qur'an dan untuk setiap hadits Rasul.

Bagi kita orang awam 'Kembali pada Qur'an dan Sunnah Rasul' berarti mencari kebenaran dalam diri.

Firman Allah dalam surat At-Taghobun:11, yang artinya kurang lebih.."Barang siapa ber-iman maka akan diberi petunjuk ke dalam hati nya".

Sabda Rasul SAW dari Abu Abdillah Nu'man bin Basyir, "Di dalam jasad ada segumpal daging..bila ia baik maka baik seluruh perilaku jasad nya, bila ia rusak..maka rusak lah seluruh perilaku jasad nya"(Shahih Bukhori dan Shahih Muslim).

Sementara orang-orang bijak ada mengatakan," Barangsiapa mengenal jiwa-nya maka dia akan mengenal Tuhan-nya"

Hadits Rasul SAW yang lain dari Abu Hurairoh, "Telah putus ke-Nabi-an, kecuali Mubasyirah"
Ketika beliau ditanya apa Mubasyirah..beliau menjawab,"Ru'yatus Shalih (Impian yang bagus)". (Shahih Bukhori).  Disini jelas berarti MUBASYIROH adalah bagian dari sifat KENABIAN, yang bisa dimiliki orang beriman dan berlangsung hingga akhir zaman.

Diperkuat lagi dengan Hadits Rasul yang lain dari Abu Hurairoh, "Mimpi orang Mukmin adalah satu dari 46 tanda ke-Nabi-an"(Shahih Bukhori dan Shahih Muslim).

Kehebatan mimpi orang mukmin yang shalih seperti contoh ketika Abdullah bin Zaid dan Umar bin Khoththob ber mimpi memanggil orang untuk shalat dengan lafaz tertentu dan Rasul memerintahkan untuk mengajarkan Bilal untuk meniru (apa yang diimpikan oleh mereka) sebagai panggilan adzan yang kita kenal sekarang.(HR Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).

Perhatikan...bagaimana mimpi dua orang yang bukan Nabi bisa dijadikan dasar untuk menetapkan hukum syari'ah oleh Nabi sendiri !

Mimpi-mimpi orang shalih bila mengenai maksud yang sama justru akan lebih memperkuat derajat ke-SHAHIH-annya seperti derajat hadits yang mutawatir...contoh ketika banyak Sahabat bermimpi melihat lailatul Qadar jatuh pada 7 dan 10 malam akhir ramadhan yang ganjil, Rasul pun bersabda,"Saya mendengar sebagian kalian ber-mimpi melihat Lailatul Qadar pada 7 malam awal, dan sebagian kamu melihat pada 7 malam akhir, karenanya cari lah pada 10 malam akhir". (Shahih Muslim dari Sahabat Salim bin Abdullah bin Amru).
  
Mimpi yg Bagus (Ru'yatus Shalih) ada 2 macam :


      
1. Penglihatan Simbolik; Seperti Nabi Yusuf melihat 11 bintang, 1 matahari dan 1 bulan bersujud. Semua simbol ini harus ditafsirkan. (Surat Yusuf : 4).

2. Penglihatan Langsung; Terbagi lagi dalam 2 jenis:

A. Penglihatan Langsung pada WAKTU YANG SAMA; Contoh paling jelas adalah mimpi melihat Nabi SAW.  Dari Abu Hurairoh bahwa Rasul SAW bersabda,"Barang siapa bermimpi melihatku dalam mimpi maka ia AKAN MENEMUIKU DALAM JAGA (fasayaroni fil yaqozhoh!) , karena syetan tak bisa menyerupaiku". (Shahih Bukhori dan Shahih Muslim).

Dalam banyak kasus orang-orang mukmin yang mimpi bertemu Nabi SAW, sesaat mimpi akan usai, dalam peralihan diantara mimpi dan sadar terkadang melihat Beliau sekilas di samping tempat tidur.  Walaupun dalam mimpi mereka melihat atau berbicara dengan Beliau SAW di tempat lain.  Dalam kasus-kasus khusus, mereka yang sudah tergolong Wali Allah tingkat shiddiqin malah biasa melihat Beliau dalam keadaan sadar dan sepenuhnya jaga.  Perkataan Beliau SAW, "FASAYARONI FIL YAQOZHOH" menjadi bukti hal ini bisa terjadi.

B. Penglihatan Langsung untuk MASA DEPAN; Seperti Rasul SAW melihat dirinya masuk ke Mekah dalam keadaan aman dan bercukur, beberapa minggu (beberapa bulan) setelah itu benar-benar terjadi penaklukan kota Mekah, situasi yg terjadi persis sama seperti yg dilihat dalam mimpi sebelumnya (surat al Fath : 27).

Di dalam 'Penglihatan Langsung' baik pada 'waktu yang sama' ataupun untuk 'masa depan'  maka semua dimensi terlihat normal, tak ada yg perlu ditafsirkan spt mimpi simbolis.  Perbedaannya dalam kasus yang terakhir ini sebenarnya orang yg ber-mimpi sedang masuk ke 'masa depan'. Untuk diri-sendiri saja (berdasar pengalaman saya) taraf ke-akurat-an disini sudah lebih dari 90%, bila beberapa orang mukmin bermimpi hal yg serupa, maknanya sama atau bersesuaian, maka taraf ke-akurat-an nya menjadi 100%. Suatu hal yg pasti terjadi, dan, tidak lama lagi.

'Penglihatan Langsung untuk MASA DEPAN' umumnya hanya dialami Nabi SAW, para Nabi AS dan para Wali Allah (golongan Shiddiqin). Tapi khusus di akhir zaman, 'Penglihatan Langsung' jenis khusus ini banyak dibuka Allah kepada Mukmin yg bukan Wali Allah, mengingat situasi 'DARURAT AKHIR ZAMAN' yg harus segera diberitakan.

Karena itu, dari Abu Hurairoh bahwa Rasul SAW juga bersabda,"Di akhir zaman, ruyatus shalih orang-orang Mukmin nyaris tak pernah bohong". (Shahih Bukhori dan Shahih Muslim).

Yg dimaksud Beliau SAW disini adalah 'Penglihatan Langsung untuk Masa Depan', jadi bukan 'Penglihatan Simbolis' yg membutuhkan penafsiran lebih lanjut dan bisa keliru. Untuk zaman yg darurat, tidak ada pilihan sarana media informasi terbaik kecuali 'PENGLIHATAN LANGSUNG untuk MASA DEPAN'.
 

Jumat, 22 Agustus 2014

Terminologi Al-Qur'an (I): Salam, Rahmat dan Barokah.

         Rahasia Do'a As Salaamu Alaykum War Rohmatulloohi Wa Barokaatuh

Di dalam kitab suci Al-Qur'an yang mulia, begitu banyak terminologi yang sering kita baca, tapi kita tidak mengerti.  Para Ustadz, Kyai dan Syekh juga sering terlewat membahas terminologi-terminologi penting seperti derajat-derajat rohani (maqom) atau 'spiritual station' untuk kita daki menuju Allah.  Contoh:

Salam -> Rahmat -> Barokah

Islam -> Iman -> Ihsan

Ilmal Yaqin -> Aynal Yaqin -> Haqqul Yaqin

Nafsul Ammarah -> Nafsul Lawwamah -> Nafsul Muthmainnah

Ilmu -> Irsyad -> Hikmah  

Iman -> Taqwa -> Tawakkal

Dan masih banyak terms-terms lain yang harusnya kita fahami secara benar dan tuntas.  Untuk itu mari kita mulai dengan mengkaji satu do'a yang kita sering lakukan setiap hari, tetapi kita tidak pernah fikirkan maknanya sebagai pembelajaran kehidupan spiritual kita.

Mari kita renungkan...apakah sama arti SALAM dengan RAHMAT dengan BAROKAH ???
Itu jelas 3 maqom berbeda bagi umat Islam, seperti juga ISLAM dengan IMAN dengan IHSAN.

Begitu banyak 'terms' di dalam Qur'an dan Sunnah yg sering kita ucapkan tapi tidak kita ketahui HAKIKATNYA.

Kalau Islam >- Iman >- Ihsan menunjukkan maqom ruhani sesuai dengan tingkat ubudiyah kita kepada Allah maka...

Salam >- Rahmat > Barokah menunjukkan maqom ruhani sesuai dengan tingkat penghidupan kita di alam kasar, dalam arti sampai berapa besar pengaruh manfaat kehidupan kita terhadap sesama manusia, hewan, tumbuhan, jin bahkan bumi yg kita tempatiInilah yang sering didengung-dengungkan orang-orang tua kita sebagai 'BERKAH'.  Yang mereka maksud supaya hidup kita menjadi banyak tambahan manfaatnya bagi yang lain.  Pada tahapan ini mereka yang diliputi 'BERKAH' dalam kehidupan sehari-harinya biasa mendapatkan 'MAUNAH' atau pertolongan khusus dari Allah SWT.

Tetapi bila kita menganggap Berkah adalah tingkatan teratas maka menjadi keliru, karena diatas Barokah ada Karomah (yg dimiliki para Wali Allah/kaum Shiddiqin) kemudian Mukjizat (yg dimiliki para Rasul Allah). Barokah biasa dimiliki kaum Shalihin.  Sedangkan dibawah Salam ada maqam-maqam lagi, na'udzu billah,...silakan dipikirkan sendiri.

Jadi berusahalah kita, paling tidak, untuk menjadi 'SALAM' bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar walaupun kita belum mampu menyebarkan 'RAHMAT' Allah kepada mereka dalam bentuk ilmu, hikmah, rezeki dan lain-lain manfaat, apalagi menimbulkan 'BAROKAH' yang menyebabkan 'RAHMAT' Allah tersebar secara indah, langgeng dan lestari.







 




Selasa, 12 Agustus 2014

INTERMEZZO (I) : Puisi Para Pencinta Rasulullah SAW

 Kaum Hebat dan Terhormat

Bila para Pecinta Rasul SAW sudah bertemu...mereka saling menyapa, saling mencinta dan saling men-doa-kan.

Pada mula-nya doa mereka saling ber-bentur-an...kemudian saling menyamakan getaran...sehingga menemukan 'satu frekuensi' bersama.

Doa yg saling ber-bentur-an akhirnya ter-sinergi-kan menjadi 'gumpalan energi dahsyat' yg membuat daun-daun berguguran walau di musim semi,

salju meleleh walau di musim dingin, 
air segar muncul di padang pasir saat musim kemarau...

Sejuk embun subuh menyambut kedatangan mereka,
Satu kaum yang tak terkalahkan di akhir zaman menurut Rasul...

Mereka-lah kaum penyayang, bisik semilir angin,
Mereka-lah kaum pemurah, desah gemuruh awan,
Mereka-lah kaum pemberani, kata sambaran petir...

Langit meratap tak sabar menurunkan rahmatnya,
Bumi menangis tak sabar mengeluarkan berkahnya,
Hingga muncul Pemuda Utusan Rasul,
Yang dikelilingi Para Sahabat yang ber-taqwa lagi ter-percaya...

Jumat, 01 Agustus 2014

Keajaiban Surat Yaasiin


Beberapa Pengalaman Pribadi

Pada tulisan yang lalu, kita bersama melihat dalil yang menunjukkan keutamaan surat Yaasiin sebagai amalan harian yang diperkuat dengan pendapat ulama-ulama besar ahli tafsir dan ahli hadits yang meng-hasan-kan derajat hadits tersebut.

Imam Syaukani, ulama besar ahlussunnah yang ahli hadits, tafsir qur'an dan fiqh berkata di dalam kitab Al-Fawaid Al-Majmu’ah 1/303 Bab Fadhlul Qur’an:

“Hadits: Barangsiapa membaca Yasin dengan mengharap ridho Allah, ia akan diampuni. Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari Abu Hurairah secara marfu’ dan sanadnya sesuai standar Shahih. Diriwayatkan juga oleh Abu Nu’aim dan Al-Khathib. Maka, tidak ada alasan memasukkan hadits tersebut ke dalam kitab hadits-hadits maudhu’ (palsu).”

Selain mengungkap dalil naqli seperti tersebut diatas, sebagai ulama ahli fikir yang sangat terkenal di zamannya, dalam kitab Al-Fathur Rabbani, Beliau secara gamblang juga mengungkap dalil aqli tentang keutamaan surat Yaasiin ini:

Disebutkannya nama surat tersebut (secara spesifik) hanya dikarenakan oleh adanya keutamaan dan kemuliaan yang lebih padanya.”

Tepat sekali...pembuka surat Al-Qur'an dengan sumpah Allah melalui huruf-huruf hijaiyah 'Yaa Siin' hanya ada dalam satu surat yaitu surat ke 36 ini.  Padahal  sumpah Allah dengan huruf hijaiyah yang lain seperti Alif Laam Miim, Haa Miim dan beberapa lainnya diulang sebagai pembuka dalam beberapa surat.

Tapi Yaa Siin seperti juga Thoo Haa, Kaaf Haa Yaa Ain Shood dan Haa Miim Ain Siin Qoof hanya ada dalam satu surat spesifik.

Apakah yang disumpah Allah ? Ayat ke 3 menjelaskan secara explisit tentang sumpah Allah melalui Al-Qur'an yang penuh hikmah, bahwa "Sesungguhnya Engkau (wahai Rasulullah) adalah sungguh seorang dari para Rasul !".

Kalau kita perhatikan lagi, di dalam Al-Qur'an dimana ada ayat pembuka surat bahwa Allah bersumpah secara explisit tentang Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib dari suku Quraisy adalah benar-benar seorang diantara para Rasul, memang hanya ada dalam pembuka surat ke 36, atau surat Yaa Siin ini.

Karena itu sebagian ulama ahli hikmah men takwil kan kata Yaa Siin ini sebagai Yaa Sayyidal Mursalin atau "Wahai Pemimpin dari Para Utusan".  Sebagian ulama lainnya lagi menganggap kata Yaa Siin ini juga nama rahasia untuk Rasulullah SAW di alam malakut.

Hal ini yang nampaknya yang membuat surat Yaa Siin menjadi amalan rutin mereka yang mempunyai ikatan bathin dan hubungan darah dengan Beliau SAW seperti kaum Habib Hadramaut, kaum Asyraf di Afrika Utara dan kaum Sayyid di Iraq, India, Pakistan hingga Indonesia, terutama dan umumnya adalah mereka yang termasuk dalam Ahlussunnah wal Jama'ah.

Penulis telah mendapatkan anugerah ke-ajaib-an surat Yaa Siin yang sangat istimewa ini.  Yang pertama ketika berusia 8 tahun penulis terkena penyakit disentri yang sangat parah hingga mengalamai koma dari pukul 7 pagi.  Ketika tak sadarkan diri rupanya ibunda melarikan penulis ke satu rumah sakit, penulis mulai setengah sadar ketika mendekati maghrib sekitar pukul 17 merasa berada di satu taman yang sangat indah dan mendengar suara merdu dari jauh.

Anehnya di taman yang sangat indah itu penulis tidak melihat seorang pun apalagi sumber suara merdu itu.  Tetapi lama-lama penulis merasa suara merdu itu semakin jelas yang merupakan ayat-ayat Al-Qur'an...hingga akhirnya penulis sadarkan diri melihat nenek sedang tekun membaca Al-Qur'an, disampingnya lagi sang ibunda terus menangis.

Sesampainya di rumah berceritalah ibunda bahwa nenek sesampainya di Rumah Sakit membaca surat Yaa Siin di samping saya entah berapa puluh kali hingga akhirnya saya siuman, sementara dokter masih belum mengambil tindakan.

Satu ke-ajaib-an lagi terjadi ketika penulis berada di tahun pertama kuliah ketika berusia 19 tahun.  Setelah dikirimi kitab kecil Majmu Syarif oleh ibunda, karena penulis sedang kuliah jauh di negeri orang, sering sekali surat-surat Al-Qur'an yang ada di dalamnya penulis wiridkan, terutama surat Yaa Siin setiap pagi dan surat Al-Kahfi setiap malamnya.

Kebiasaan ini setelah beberapa bulan akhirnya membuat penulis menjadi hafal surat Yaa Siin dan mencoba nya untuk dibaca beberapa kali dalam sholat tahajjud pada satu malam Jum'at di bulan Zulhijjah.  Beberapa minggu kemudian tepatnya malam Jum'at 9 Muharrom, diantara sadar dan tidur penulis dianugerahi Allah berjumpa Rasulullah SAW yang menyampaikan 2 pesan, didampingi 2 Malaykat utama (Jibril dan Mikail) di kanan-kiri Beliau.

Masya Allah... percayalah saya akhirnya akan rahasia dari arti kata Yaa Siin dan percaya juga fadilah surat Yaa Siin yang sangat agung ini.  Laa Hawla wa laa Quwwata illa Billahil Aliyyil Azhiim !

Kamis, 31 Juli 2014

Urutan Surat-Surat Pilihan dari al-Qur'an


Yang biasa diwirid Rasulullah SAW dan Para Sahabat                                                      
berdasarkan Hadits Shahih dan Hasan

1.  Surat Al-Baqoroh "Bacalah Al-Baqoroh, karena membacanya mendatangkan berkah, meninggalkannya mendatangkan penyesalan" Shahih Muslim.
2.  Surat Ali Imran. "Bacalah Zahrawain (dua yang cemerlang) yaitu Al-Baqoroh dan Al-Imron karena keduanya akan terdepan dalam memberi syafaat di padang mahsyar".  Shahih Muslim.
2.  Surat Al-Kahfi.  "Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum'at, maka ia akan mendapat cahaya diantara dua Jum'at." HR Al-Hakim dan HR Baihaqi.
3.  Surat Al-Mulk.  "Ada 30 ayat yang dapat memberi syafaat hingga diampuni yaitu al-Mulk." HR Tirmizi. "Saya sangat inginkan surat al Mulk ini ada di dalam hati tiap orang mukmin". HR Al-Hakim.
4.  Surat As-Sajdah. "Rasulullah biasanya tidak tidur hingga membaca surat Sajdah dan al Mulk". HR Darimi).
5.  Surat Az-Zumar. "Rasulullah belum akan tidur hingga membaca Al-Isro dan Az-Zumar". HR Tirmizi
6.  Surat Al-Isro. "Rasulullah belum akan tidur hingga membaca Al-Isro dan Az-Zumar". HR Tirmizi
7.  Surat Yaasiin. "Barangsiapa membaca surat Yaasiin pada malam hari dengan mengharap ke-ridho-an Allah, dia akan diampuni dosanya. HR Baihaqi & HR Ibnu Hibban.

Catatan:  Walaupun sebagian umat Islam tidak menyukai pembacaan Yaasiin secara rutin karena menganggap semua hadits yang berhubungan adalah dhoif, tapi hadits tersebut diatas (no.7) masih dapat tergolong HASAN dengan bukti keterangan dari ulama besar ahli hadits yang sangat masyhur al Hafiz Ibnu Hajar Asqolani dalam kitabnya “Nataijul Afkar fi Takhriji Ahaditsil Adzkar” berkata tentang hadits tersebut:
هذا حديث حسن
“Ini adalah hadits hasan.”

Ulama besar Ibnu Qoyyim al Jauzi dalam kitab ar-Ruh bahkan menjelaskan bahwa membaca Yaasiin baik secara rutin ataupun dihadapan orang yang sakaratul maut telah menjadi kebiasaan orang-orang shalih terdahulu hingga zaman beliau.

Penulis sendiri telah memilih 3 dari 7 surat diatas sebagai amalan harian, bila ada waktu dibaca malam, bila tidak sempat maka waktu pagi.  Umumnya penulis membacanya dalam sholat sunnah malam, setelah fardhu Isya atau sholat Tahajjud.

Hendaknya kita tidak meremehkan amalan saudara kita karna perbedaan pandangan tentang derajat kekuatan hadits dari suatu amalan.  Seperti yang dibahas sebelumnya, malaykat pembela paling depan di padang mahsyar memang untuk Al-Baqoroh dan Ali-Imron, tetapi berarti juga ada malaykat pembela untuk surat-surat al-Qur'an lain yang kita pilih untuk diamalkan.

Me-wirid Al-Baqoroh atau Al-Imron setiap hari memang sangat berat, tapi boleh diambil ayat-ayat penting untuk dibaca setiap malam seperti ayat Kursiy dan 2 penutup Al-Baqoroh.  Untuk mewirid surat yang lengkap, pilihlah yang lebih mudah yang kita yakin bisa kita jaga dan amalkan setiap hari sampai mati.

Terkadang kita merasa bangga duduk membaca surat Al-Kahfi setiap malam Jum'at, apakah berarti orang ini lebih mulia dibanding orang yang mewirid surat Yaasiin atau Al-Mulk setiap hari ?  Apalagi bila mewirid surat Yaasiin dalam keadaan berdiri sholat tahajjud setiap malam.


Senin, 03 Maret 2014

Wirid Surat-Surat Pilihan dari al-Qur'an



Takwil Hadits Keutamaan Surat Zahrawayn (Dua Yang Cemerlang) 
Al Baqoroh dan Ali Imron

Selain membaca al-Qur'an secara keseluruhan misalnya mengkhatamkan per minggu atau per bulan atau bahkan setahun sekali, kita juga dianjurkan untuk mengambil surat-surat tertentu untuk menjadi wirid harian atau mingguan tanpa harus mengganggu jadwal khataman diatas.

Hadits Rasul SAW banyak mengenai ini, yang paling utama me-wirid al-Baqoroh dan al-Imran, kemudian Beliau juga sangat menekankan al-Mulk untuk dibaca setiap hari. Dan al-Kahfi setiap Jum'at.

Dari hadits tentang keutamaan al-Baqoroh dan ali-Imran, beliau menyebut adanya 2 malaykat yg berbetuk dua awan sangat cemerlang (ZAHRAWAYN) yg akan membela pengamal al-baqoroh dan al-imron.

“Pada hari kiamat akan didatangkan Al-Qur`an bersama mereka yang mengamalkannya di dunia. Yang paling depan adalah surah Al-Baqarah dan Ali Imran, keduanya akan membela mereka yang mengamalkannya.” (HR. Muslim no. 805-253, dari Nawwas bin Sam'ani al Kilabi)

Rasul SAW menyebut dua malaykat tersebut berada paling depan di padang mahsyar, yang berarti setiap surat Qur'an juga punya malaykat pembela hanya punya posisi tersebar ke tengah dan belakang.  Juga dapat diartikan pengamal surat-surat lain harus menunggu antrian untuk pembelaan.

Seandainya hanya ada malaykat pembela untuk pengamal surat al-Baqoroh dan ali-Imron, maka Rasul SAW tidak akan menyebut mereka 'Paling Depan di Padang Mahsyar'.

Yang tidak mampu me-wirid al-Baqoroh dan ali-Imron dengan demikian boleh memilih surat mana yang disukai dan dianggap mudah untuk diwiridkan.

Mewirid surat Yasin memang hanya ada anjuran dalam hadits-hadits berderajat dhaif sampai hasan, tapi tetap tidak mengurangi nilai keutamaan sebagai surat al-Qur'an yang pasti akan punya malaykat pembela di padang mahsyar nanti bagi yang me-wirid-nya.

Insya Allah kita akan menyaksikannya nanti.

Sabtu, 01 Maret 2014

Di bawah bayang-bayang Surat Yaasiin dan Al-Kahfi


Suatu Refleksi 44 Tahun Kehidupan

 Setelah 25 tahun meninggalkan hafalan beberapa surat al Qur'an, Allah SWT menganugerahi saya waktu luang, diantara jeda project, untuk mengulang kembali hafalan surat-surat favourite saya, semasa kuliah dulu, yaitu surat Yaasiin dan al-Kahfi.

Masa kuliah dulu memang saya baru hafal Yaasiin dan sempat saya ulang-ulang dalam berdiri sholat tahajjud, hingga Allah memberkahi saya dengan sesuatu yang sangat mulia.

Di tengah kesibukan kuliah, surat al-Kahfi memang belum sempat saya hafal, tapi karena saya baca setiap malam sebelum tidur, iramanya masih terekam hingga 25 tahun kemudian.  Yang mana memudahkan saya untuk menghafalnya.

Segera setelah saya me-recover hafalan Yaasiin, sayapun berusaha menghafal surat Kahfi ini yang dalam 5 bulan telah saya hafal sempurna.

Sebagaimana kebiasaan saya dimasa lalu, setiap surat al Qur'an yang baru saya hafal, segera menjadi menu tetap dalam sholat tahajjud.

Al-Kahfi ini memberikan sensasi luar-biasa dibaca dalam tahajjud, ada suatu kenikmatan tersendiri yang tidak bisa saya gambarkan disini.

Membaca Yaasin atau bahkan surat-surat pendek juga memberikan kenikmatan dalam tahajjud, tapi membaca al-Kahfi yang sebagian ayat-ayatnya lumayan panjang membuktikan firman Allah dalam surat Muzammil ayat 6: 

"Sungguh bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa) dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan".

Disini saya mengambil kesimpulan, seutama-utama hafalan Qur'an (terutama surat-surat panjang) adalah untuk dibaca pada sholat malam (Tahajjud).  Hal ini pula yang dilakukan Rasulullah SAW dan para shahabat mengikuti perintah Allah SWT pada bagian awal surat Muzammil.

Memang pada bagian akhir surat Muzammil, Allah SWT memberikan kemudahan bagi siapa yang 'udzur' karena sakit atau kesibukan mencari nafkah atau jihad fisabilillah di siang hari, untuk membaca yang mudah-mudah dari al-Qur'an.

Tetapi menjadi pertanyaan bagi sebagian kita yang bercita-cita menjadi hafidz, bila tidak ada kemauan untuk mengulang hafalan bacaan panjangnya di malam hari dalam sholat malam.

Mengulang-ulang bacaan Qur'an dengan duduk, walau mendapat pahala, tentu bukan hal yang utama dalam pandangan Allah SWT, Rasulullah SAW dan para Malaykat yang mulia.