Jumat, 22 Agustus 2014

Terminologi Al-Qur'an (I): Salam, Rahmat dan Barokah.

         Rahasia Do'a As Salaamu Alaykum War Rohmatulloohi Wa Barokaatuh

Di dalam kitab suci Al-Qur'an yang mulia, begitu banyak terminologi yang sering kita baca, tapi kita tidak mengerti.  Para Ustadz, Kyai dan Syekh juga sering terlewat membahas terminologi-terminologi penting seperti derajat-derajat rohani (maqom) atau 'spiritual station' untuk kita daki menuju Allah.  Contoh:

Salam -> Rahmat -> Barokah

Islam -> Iman -> Ihsan

Ilmal Yaqin -> Aynal Yaqin -> Haqqul Yaqin

Nafsul Ammarah -> Nafsul Lawwamah -> Nafsul Muthmainnah

Ilmu -> Irsyad -> Hikmah  

Iman -> Taqwa -> Tawakkal

Dan masih banyak terms-terms lain yang harusnya kita fahami secara benar dan tuntas.  Untuk itu mari kita mulai dengan mengkaji satu do'a yang kita sering lakukan setiap hari, tetapi kita tidak pernah fikirkan maknanya sebagai pembelajaran kehidupan spiritual kita.

Mari kita renungkan...apakah sama arti SALAM dengan RAHMAT dengan BAROKAH ???
Itu jelas 3 maqom berbeda bagi umat Islam, seperti juga ISLAM dengan IMAN dengan IHSAN.

Begitu banyak 'terms' di dalam Qur'an dan Sunnah yg sering kita ucapkan tapi tidak kita ketahui HAKIKATNYA.

Kalau Islam >- Iman >- Ihsan menunjukkan maqom ruhani sesuai dengan tingkat ubudiyah kita kepada Allah maka...

Salam >- Rahmat > Barokah menunjukkan maqom ruhani sesuai dengan tingkat penghidupan kita di alam kasar, dalam arti sampai berapa besar pengaruh manfaat kehidupan kita terhadap sesama manusia, hewan, tumbuhan, jin bahkan bumi yg kita tempatiInilah yang sering didengung-dengungkan orang-orang tua kita sebagai 'BERKAH'.  Yang mereka maksud supaya hidup kita menjadi banyak tambahan manfaatnya bagi yang lain.  Pada tahapan ini mereka yang diliputi 'BERKAH' dalam kehidupan sehari-harinya biasa mendapatkan 'MAUNAH' atau pertolongan khusus dari Allah SWT.

Tetapi bila kita menganggap Berkah adalah tingkatan teratas maka menjadi keliru, karena diatas Barokah ada Karomah (yg dimiliki para Wali Allah/kaum Shiddiqin) kemudian Mukjizat (yg dimiliki para Rasul Allah). Barokah biasa dimiliki kaum Shalihin.  Sedangkan dibawah Salam ada maqam-maqam lagi, na'udzu billah,...silakan dipikirkan sendiri.

Jadi berusahalah kita, paling tidak, untuk menjadi 'SALAM' bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar walaupun kita belum mampu menyebarkan 'RAHMAT' Allah kepada mereka dalam bentuk ilmu, hikmah, rezeki dan lain-lain manfaat, apalagi menimbulkan 'BAROKAH' yang menyebabkan 'RAHMAT' Allah tersebar secara indah, langgeng dan lestari.







 




Selasa, 12 Agustus 2014

INTERMEZZO (I) : Puisi Para Pencinta Rasulullah SAW

 Kaum Hebat dan Terhormat

Bila para Pecinta Rasul SAW sudah bertemu...mereka saling menyapa, saling mencinta dan saling men-doa-kan.

Pada mula-nya doa mereka saling ber-bentur-an...kemudian saling menyamakan getaran...sehingga menemukan 'satu frekuensi' bersama.

Doa yg saling ber-bentur-an akhirnya ter-sinergi-kan menjadi 'gumpalan energi dahsyat' yg membuat daun-daun berguguran walau di musim semi,

salju meleleh walau di musim dingin, 
air segar muncul di padang pasir saat musim kemarau...

Sejuk embun subuh menyambut kedatangan mereka,
Satu kaum yang tak terkalahkan di akhir zaman menurut Rasul...

Mereka-lah kaum penyayang, bisik semilir angin,
Mereka-lah kaum pemurah, desah gemuruh awan,
Mereka-lah kaum pemberani, kata sambaran petir...

Langit meratap tak sabar menurunkan rahmatnya,
Bumi menangis tak sabar mengeluarkan berkahnya,
Hingga muncul Pemuda Utusan Rasul,
Yang dikelilingi Para Sahabat yang ber-taqwa lagi ter-percaya...

Jumat, 01 Agustus 2014

Keajaiban Surat Yaasiin


Beberapa Pengalaman Pribadi

Pada tulisan yang lalu, kita bersama melihat dalil yang menunjukkan keutamaan surat Yaasiin sebagai amalan harian yang diperkuat dengan pendapat ulama-ulama besar ahli tafsir dan ahli hadits yang meng-hasan-kan derajat hadits tersebut.

Imam Syaukani, ulama besar ahlussunnah yang ahli hadits, tafsir qur'an dan fiqh berkata di dalam kitab Al-Fawaid Al-Majmu’ah 1/303 Bab Fadhlul Qur’an:

“Hadits: Barangsiapa membaca Yasin dengan mengharap ridho Allah, ia akan diampuni. Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari Abu Hurairah secara marfu’ dan sanadnya sesuai standar Shahih. Diriwayatkan juga oleh Abu Nu’aim dan Al-Khathib. Maka, tidak ada alasan memasukkan hadits tersebut ke dalam kitab hadits-hadits maudhu’ (palsu).”

Selain mengungkap dalil naqli seperti tersebut diatas, sebagai ulama ahli fikir yang sangat terkenal di zamannya, dalam kitab Al-Fathur Rabbani, Beliau secara gamblang juga mengungkap dalil aqli tentang keutamaan surat Yaasiin ini:

Disebutkannya nama surat tersebut (secara spesifik) hanya dikarenakan oleh adanya keutamaan dan kemuliaan yang lebih padanya.”

Tepat sekali...pembuka surat Al-Qur'an dengan sumpah Allah melalui huruf-huruf hijaiyah 'Yaa Siin' hanya ada dalam satu surat yaitu surat ke 36 ini.  Padahal  sumpah Allah dengan huruf hijaiyah yang lain seperti Alif Laam Miim, Haa Miim dan beberapa lainnya diulang sebagai pembuka dalam beberapa surat.

Tapi Yaa Siin seperti juga Thoo Haa, Kaaf Haa Yaa Ain Shood dan Haa Miim Ain Siin Qoof hanya ada dalam satu surat spesifik.

Apakah yang disumpah Allah ? Ayat ke 3 menjelaskan secara explisit tentang sumpah Allah melalui Al-Qur'an yang penuh hikmah, bahwa "Sesungguhnya Engkau (wahai Rasulullah) adalah sungguh seorang dari para Rasul !".

Kalau kita perhatikan lagi, di dalam Al-Qur'an dimana ada ayat pembuka surat bahwa Allah bersumpah secara explisit tentang Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib dari suku Quraisy adalah benar-benar seorang diantara para Rasul, memang hanya ada dalam pembuka surat ke 36, atau surat Yaa Siin ini.

Karena itu sebagian ulama ahli hikmah men takwil kan kata Yaa Siin ini sebagai Yaa Sayyidal Mursalin atau "Wahai Pemimpin dari Para Utusan".  Sebagian ulama lainnya lagi menganggap kata Yaa Siin ini juga nama rahasia untuk Rasulullah SAW di alam malakut.

Hal ini yang nampaknya yang membuat surat Yaa Siin menjadi amalan rutin mereka yang mempunyai ikatan bathin dan hubungan darah dengan Beliau SAW seperti kaum Habib Hadramaut, kaum Asyraf di Afrika Utara dan kaum Sayyid di Iraq, India, Pakistan hingga Indonesia, terutama dan umumnya adalah mereka yang termasuk dalam Ahlussunnah wal Jama'ah.

Penulis telah mendapatkan anugerah ke-ajaib-an surat Yaa Siin yang sangat istimewa ini.  Yang pertama ketika berusia 8 tahun penulis terkena penyakit disentri yang sangat parah hingga mengalamai koma dari pukul 7 pagi.  Ketika tak sadarkan diri rupanya ibunda melarikan penulis ke satu rumah sakit, penulis mulai setengah sadar ketika mendekati maghrib sekitar pukul 17 merasa berada di satu taman yang sangat indah dan mendengar suara merdu dari jauh.

Anehnya di taman yang sangat indah itu penulis tidak melihat seorang pun apalagi sumber suara merdu itu.  Tetapi lama-lama penulis merasa suara merdu itu semakin jelas yang merupakan ayat-ayat Al-Qur'an...hingga akhirnya penulis sadarkan diri melihat nenek sedang tekun membaca Al-Qur'an, disampingnya lagi sang ibunda terus menangis.

Sesampainya di rumah berceritalah ibunda bahwa nenek sesampainya di Rumah Sakit membaca surat Yaa Siin di samping saya entah berapa puluh kali hingga akhirnya saya siuman, sementara dokter masih belum mengambil tindakan.

Satu ke-ajaib-an lagi terjadi ketika penulis berada di tahun pertama kuliah ketika berusia 19 tahun.  Setelah dikirimi kitab kecil Majmu Syarif oleh ibunda, karena penulis sedang kuliah jauh di negeri orang, sering sekali surat-surat Al-Qur'an yang ada di dalamnya penulis wiridkan, terutama surat Yaa Siin setiap pagi dan surat Al-Kahfi setiap malamnya.

Kebiasaan ini setelah beberapa bulan akhirnya membuat penulis menjadi hafal surat Yaa Siin dan mencoba nya untuk dibaca beberapa kali dalam sholat tahajjud pada satu malam Jum'at di bulan Zulhijjah.  Beberapa minggu kemudian tepatnya malam Jum'at 9 Muharrom, diantara sadar dan tidur penulis dianugerahi Allah berjumpa Rasulullah SAW yang menyampaikan 2 pesan, didampingi 2 Malaykat utama (Jibril dan Mikail) di kanan-kiri Beliau.

Masya Allah... percayalah saya akhirnya akan rahasia dari arti kata Yaa Siin dan percaya juga fadilah surat Yaa Siin yang sangat agung ini.  Laa Hawla wa laa Quwwata illa Billahil Aliyyil Azhiim !