Setelah sekian lama tidak meng-update blog ini, saya lihat pengunjung masih ramai datang berkunjung.
Di satu sisi kesibukan dunia menyita waktu saya, di sisi lain saya merasa tidak banyak yang bisa saya sumbangkan dibanding dengan blog-blog para pengamal Qur'an lainnya.
Singkatnya di akhir kesibukan saya dalam satu proyek sosial pada tahun 2017 tepatnya bulan September dimana saya ada satu masalah rumit.
Akhirnya pada malam Jumat 29 September bertepatan dengan malam Jumat 9 Muharrom yang sangat dimuliakan Allah, RasulNya dan para malaykatNya...saya menyempatkan bangun malam untuk tahajjud dan mengulang bacaan surat al-Kahfi yang sudah beberapa waktu tidak sempat saya baca dalam tahajjud.
Tanpa banyak keinginan, kecuali ingin kembali kepada Allah SWT di saat menghadapi kesulitan dunia yang tidak bisa kita atasi. Saya bangun jam 1 malam, seperti biasa dimulai minum kopi untuk hilangkan rasa kantuk sambil memikirkan masalah yang sedang saya hadapi.
Mendekati jam 2 malam, saya mulai sholat tahajjud dengan membaca surat Kahfi penuh dalam 1 rakaat pertama, dan rokaat ke 2 saya baca surat Yaasiin penuh.
Saya membaca surat Kahfi dengan sangat jelas/jahar (walau) tidak keras, secara tartil berusaha merenungi dan menikmati sensasi yang luar biasa dari surat ini. Sensasi ini pernah saya jelaskan di blog ini juga pada artikel "Di bawah bayang-bayang surat Yaasiin dan al-Kahfi".
Anehnya, keesokan harinya malam Sabtu 30 September 2017 tepatnya malam Sabtu 10 Muharrom, malam Asyuro, saya bermimpi..dalam mimpi yang sangat jelas..saya berada di Masjid Nabawi Madinah sholat persis di shaf terdepan di belakang seorang Imam, yang...masya Allah saya kenal itu Rasulullah SAW,..yang kemudian, sesaat sebelum takbirotul ikrom, Beliau menoleh dan berpesan satu hal..
Pesan persisnya tidak akan saya ungkap disini, tapi saya menangkap kesan bahwa Beliau ternyata suka datang dan menikmati pembacaan surat al-Kahfi saya dalam sholat tahajjud, dan menekankan pentingnya kedudukan surat ini di akhir zaman yang akan banyak musibah menimpa umat Islam dan umat manusia seluruhnya yang banyak diulas pada blog blog lain tentang fitnah Dajjal, perang Armageddon dll
Saya sangat sedih, terharu dan bahagia yang tak bisa diungkap kata, dan tak bisa diganti harta dunia.
Akhirnya saya mendapat jawaban pertanyaan selama ini tentang penglihatan Syekh Akbar Muhyiddin Ibnu Araby dalam kitab beliau yang sempat mengguncang dunia di abad 13, 'Futuhatul Makkiyah'.
"Imam Mahdi akan diiringi 6-8 para Wazir yang semuanya berasal dari luar Arab, tak ada satu pun yang Arab walaupun mereka hanya berbicara bahasa Arab dan semuanya adalah manusia biasa kecuali satu (Rijalul Ghaib)"
Dan saya mendapat kesan para Wazir, para Amir Wilayah dan para Panglima dibawah Imam Mahdi nanti adalah mereka para mukmin yang mempunyai dzikir rutin yang sama yang telah menancap sangat dalam di hati mereka (satu saat bila Allah idzinkan, akan saya jelaskan) dan me-wirid-kan surat al-Kahfi.
Nur dari dzikir dan wirid al-Qur'an tersebut yang akan memancar dari wajah mereka akan menjadi tanda bagi malaykat, siapa saja kaum yang utama dari umat Islam dalam membela dan mendukung Khalifah akhir zaman yang adil (al-Mahdi). Dan ini juga yang membuat sahabat-sahabat Imam Mahdi berada dalam frekuensi perasaan yang sama, seperti yang saya ungkapkan dalam artikel saya di blog ini (Intermezzo 1: Puisi Para Pecinta Rasulullah SAW).
Karena nanti akan banyak firqah yang merasa lebih berhak untuk menjadi pembela terdekat Imam Mahdi, tapi Allah dan malaykat-malaykatnya lebih tahu, siapa yang lebih lurus aqidahnya dan lebih tulus hatinya.
Pada akhirnya hanya Allah SWT yang lebih tahu bagaimana persisnya nanti, dan kita segera mengetahui beberapa waktu lagi, insya Allah.
Penerang Hati
Mengungkap Kelembutan Isyarah dan Hikmah Qur'ani yg menerangi Hati
Kamis, 27 Desember 2018
Rabu, 14 Oktober 2015
Siapa Yang disebut Wali Allah ?
Pemahaman tentang Wali Allah harus diluruskan, banyak sekali umat Islam mengikuti pengajian membahas ayat-ayat Qur'an tapi TIDAK DIBACAKAN DENGAN BENAR oleh Ustadz/Kyai/Syekh mereka.
Ayat-ayat al Qur'an tentang ke-wali-an di surat Yunus adalah dari 62 sampai 64. Mohon dibaca dengan lengkap. Ini mencakup baik Wali Masyhur maupun Wali Mastur, karena dasar dari ke-wali-an.
Sebagian kaum lagi...sering membaca hanya sampai 63, sehingga bila kita menganggap diri kita ber-iman dan ber-taqwa maka diri kita adalah Wali.
Sebagian lagi malah cukup sampai ayat 62, aneh sekali....padahal ayat itu BERSAMBUNG SAMPAI AKHIR AYAT 64 !
Mengapa dalam ayat 62 dikatakan tidak ada ketakutan dan kesedihan ?
Karena dijelaskan dalam ayat 64 bahwa mereka sudah dapat kabar gembira (al-Busyro), kaum sufi berpendapat al-Busyro adalah tanda awal dari ke-wali-an.
Dan hebat-nya Allah menggunakan redaksi 'Lahumul Busyroo fil HAYAATID DUNYAA wafil aakhiroh"
Perhatikan 'HUM' di atas yang berarti MEREKA adalah merujuk kepada Wali Allah di ayat 62 !
Perhatikan juga al-Busyro yang para Wali dapatkan sudah semenjak didunia, tidak cukup dengan menyebut dunia....bahkan Allah menyebut HAYAAT atau ketika masih hidup !
Al Busyro itulah yang membuat mereka tidak pernah khawatir dan bersedih hati...karena mereka sudah mendapat berita gembira tentang kedudukan mereka yang luhur dan mulia di akhirat, apapun keadaan mereka di dunia !
Ayat 63 memang menunjukkkan syarat dasar ke-Wali-an adalah IMAN dan selalu TAQWA...tetapi karena setiap diri kita bisa merasa ber-iman dan ber-taqwa maka Allah menjelaskan lagi di ayat 64, yaitu bila sudah mendapat bukti al-Busyro baru mereka boleh disebut Wali.
Bentuk al-Busyro bisa melalui mimpi yang benar dikabari Rasul SAW tentang sejati-nya diri kita dan kedudukan spiritual kita di akhirat, juga bisa mendapat kabar gembira yang disampaikan malaykat saat kita dalam keadaan sadar seperti Fushilat 30-31.
Ayat-ayat al Qur'an tentang ke-wali-an di surat Yunus adalah dari 62 sampai 64. Mohon dibaca dengan lengkap. Ini mencakup baik Wali Masyhur maupun Wali Mastur, karena dasar dari ke-wali-an.
Sebagian kaum lagi...sering membaca hanya sampai 63, sehingga bila kita menganggap diri kita ber-iman dan ber-taqwa maka diri kita adalah Wali.
Sebagian lagi malah cukup sampai ayat 62, aneh sekali....padahal ayat itu BERSAMBUNG SAMPAI AKHIR AYAT 64 !
Mengapa dalam ayat 62 dikatakan tidak ada ketakutan dan kesedihan ?
Karena dijelaskan dalam ayat 64 bahwa mereka sudah dapat kabar gembira (al-Busyro), kaum sufi berpendapat al-Busyro adalah tanda awal dari ke-wali-an.
Dan hebat-nya Allah menggunakan redaksi 'Lahumul Busyroo fil HAYAATID DUNYAA wafil aakhiroh"
Perhatikan 'HUM' di atas yang berarti MEREKA adalah merujuk kepada Wali Allah di ayat 62 !
Perhatikan juga al-Busyro yang para Wali dapatkan sudah semenjak didunia, tidak cukup dengan menyebut dunia....bahkan Allah menyebut HAYAAT atau ketika masih hidup !
Al Busyro itulah yang membuat mereka tidak pernah khawatir dan bersedih hati...karena mereka sudah mendapat berita gembira tentang kedudukan mereka yang luhur dan mulia di akhirat, apapun keadaan mereka di dunia !
Ayat 63 memang menunjukkkan syarat dasar ke-Wali-an adalah IMAN dan selalu TAQWA...tetapi karena setiap diri kita bisa merasa ber-iman dan ber-taqwa maka Allah menjelaskan lagi di ayat 64, yaitu bila sudah mendapat bukti al-Busyro baru mereka boleh disebut Wali.
Bentuk al-Busyro bisa melalui mimpi yang benar dikabari Rasul SAW tentang sejati-nya diri kita dan kedudukan spiritual kita di akhirat, juga bisa mendapat kabar gembira yang disampaikan malaykat saat kita dalam keadaan sadar seperti Fushilat 30-31.
Sabtu, 10 Januari 2015
Rahasia Surat al-Kahfi dan Derajat ke-Iman-an
Setelah
melihat banyak sekali pemirsa meng-akses blog saya yang sederhana ini saya
merasa sangat ber-syukur kepada Allah SWT bahwasanya sebagai hambanya yang
dhaif, bukan seorang ulama dan bukan orang penting dalam masyarakat, tapi tetap
dapat berkontribusi dalam proses saling menasihati dalam al-haq dan as-shabr.
Berikut
dibawah adalah artikel yang saya posting dalam salah satu forum diskusi
spiritual, sebagai tanggapan terhadap anggota forum yang membuka rahasia tentang derajat
ke-wali-an seorang Habib yang ketika itu masih hidup, yang mana Allah membuka
'bashiroh' (mata-bathin) anggota forum tersebut tentang jumlah malaykat yang
mengitari beliau Rahimahullah:
Alhamdulillah
saya dibuka pemahaman oleh Allah, memang benar salah satu tanda para Wali Allah
adalah mereka dikitari oleh malaikat.
Sebenarnya orang awam (bahkan yg kafir sekalipun) di jaga 2 malaikat. Seperti yg tercantum dlm surat Rad (malaikat yang menjaga di depan dan di belakang).
Nah bila kita bisa 'melihat' seorang Wali Allah dikitari, katakan 5 malaikat, maka sebenarnya pangkat ke-iman-an sang Wali adalah plus 3 karena 2 malaikat lagi yg memang mesti ada menjaga setiap manusia.
Dalam kasus Habib tersebut berarti pangkat ke-iman-an Beliau adalah plus 8, yg dalam hirarki ke-wali-an hanya berada di bawah Wali Quthb yg mempunyai ke-iman-an plus 9.
Secara pribadi saya percaya beliau punya derajat yg sangat tinggi. Selain ada dalam derajat tertinggi ke 2 stlh Wali Quthb, nampaknya beliau juga mempunyai kekhususan memiliki 'hati Muhammad'. Kekhususan yg nampaknya jarang ada dalam jagad per-wali-an.
Tanda kelahiran beliau saya hitung juga '9' yg biasanya menunjukkan kecendrungan rohani yg sangat tinggi.
Hanya secara bathin saya belum sempat 'melihat' Beliau, beda dgn seorang Habib lain yg sangat masyhur dan wafat lebih dulu, yg Allah sempat perlihatkan beberapa malaikat yg menjaga Beliau, dan tampaknya masih dibawah jumlah yg menjaga Habib tersebut.
Satu catatan penting lagi, seorang Wali dari golongan Sayyid (Habib) umumnya selain di keliling Malaikat dalam jumlah yg lumayan, juga mendapat tambahan pendampingan oleh Nur Rasulullah. Nah bila seorang Wali juga didampingi 'Nur Rasulullah' maka pangkat keimanannya jadi bertambah.
Misalnya seorang Wali di jaga oleh 6 Malaikat, yang berarti pangkat keimanannya adalah plus 4 akan setara dengan seorang Wali yg dijaga 5 Malaikat plus Nur Rasulullah, yg secara total juga memiliki pangkat keimanan plus 4.
Ada kemungkinan dari 10 malaikat yg dilihat anggota forum tsb, satunya adalah Nur Rasulullah, tapi tetap menunjukkan pangkat keimanan plus 8, satu derajat kewalian yg sangat tinggi, MASYA ALLAH !!!
Sebenarnya orang awam (bahkan yg kafir sekalipun) di jaga 2 malaikat. Seperti yg tercantum dlm surat Rad (malaikat yang menjaga di depan dan di belakang).
Nah bila kita bisa 'melihat' seorang Wali Allah dikitari, katakan 5 malaikat, maka sebenarnya pangkat ke-iman-an sang Wali adalah plus 3 karena 2 malaikat lagi yg memang mesti ada menjaga setiap manusia.
Dalam kasus Habib tersebut berarti pangkat ke-iman-an Beliau adalah plus 8, yg dalam hirarki ke-wali-an hanya berada di bawah Wali Quthb yg mempunyai ke-iman-an plus 9.
Secara pribadi saya percaya beliau punya derajat yg sangat tinggi. Selain ada dalam derajat tertinggi ke 2 stlh Wali Quthb, nampaknya beliau juga mempunyai kekhususan memiliki 'hati Muhammad'. Kekhususan yg nampaknya jarang ada dalam jagad per-wali-an.
Tanda kelahiran beliau saya hitung juga '9' yg biasanya menunjukkan kecendrungan rohani yg sangat tinggi.
Hanya secara bathin saya belum sempat 'melihat' Beliau, beda dgn seorang Habib lain yg sangat masyhur dan wafat lebih dulu, yg Allah sempat perlihatkan beberapa malaikat yg menjaga Beliau, dan tampaknya masih dibawah jumlah yg menjaga Habib tersebut.
Satu catatan penting lagi, seorang Wali dari golongan Sayyid (Habib) umumnya selain di keliling Malaikat dalam jumlah yg lumayan, juga mendapat tambahan pendampingan oleh Nur Rasulullah. Nah bila seorang Wali juga didampingi 'Nur Rasulullah' maka pangkat keimanannya jadi bertambah.
Misalnya seorang Wali di jaga oleh 6 Malaikat, yang berarti pangkat keimanannya adalah plus 4 akan setara dengan seorang Wali yg dijaga 5 Malaikat plus Nur Rasulullah, yg secara total juga memiliki pangkat keimanan plus 4.
Ada kemungkinan dari 10 malaikat yg dilihat anggota forum tsb, satunya adalah Nur Rasulullah, tapi tetap menunjukkan pangkat keimanan plus 8, satu derajat kewalian yg sangat tinggi, MASYA ALLAH !!!
Setelah
mampu menghafal surat al-Kahfi, dimana saya hampir setiap malam berdiri membaca
surat al-Kahfi terkadang penuh dalam satu raka'at, terkadang saya bagi dalam 2
roka'at, setelah mungkin 2-3 bulan saya amalkan, pada satu malam, Allah membuka
'mata-bathin' saya tentang hal ini.
Saya
melihat sendiri jumlah malaykat yang mengitari saya. Ditambah satunya
lagi adalah Nur Rasulullah. Alhamdulillah, ketekunan saya membaca
sholawat bada sholat fardhu selama 30 tahun telah menampakkan hasilnya.
Saya
coba hitung jumlah mereka, setelah saya kurangi 2 yang wajib menjaga setiap diri dari umat
manusia, maka saya masih mendapatkan tanda ke-iman-an yang lebih untuk diri
saya, Alhamdulillah...Allohu Akbar !
Surat
al-Kahfi ber-isi rahasia-rahasia ke-wali-an dalam derajat spiritual dan tugas-tugas
kemanusiaan yang berbeda, dan bahkan ada satu ayat yang tampaknya bila dibaca
dengan tekun akan membuka pandangan bathin, tentang rahasia diri-kita, atau
bahkan orang lain. Satu rahasia yang hakiki, dimana paranormal tak akan
akan tembus pandang, apalagi segala bentuk per-dukun-an na'udzu billah !
Akan tetapi ayat tertentu ini tak akan saya ungkapkan disini, karena mengamalkan surat al-Kahfi secara penuh, apalagi dalam keadaan berdiri sholat adalah hal yang sangat utama, inilah wirid Al-Qur'an yang tertinggi dan paling agung.
Akan tetapi ayat tertentu ini tak akan saya ungkapkan disini, karena mengamalkan surat al-Kahfi secara penuh, apalagi dalam keadaan berdiri sholat adalah hal yang sangat utama, inilah wirid Al-Qur'an yang tertinggi dan paling agung.
Berkata
Syekh Athailah As-Sakandri Rahimahullah dalam kitab al-Hikam:
"Terkadang
Allah membuka beberapa hal ghaib kepada murid, tapi menutup mata-bathin mereka
dalam mengetahui rahasia diri (mereka sendiri atau hamba Allah yang lain).
Boleh jadi mengetahui rahasia seorang hamba Allah adalah hal yang lebih
sulit, karena bisa jadi fitnah bila mereka tidak ber-akhlaq ilahiyah"
Sabtu, 20 Desember 2014
Rahasia Kelahiran dan Sosok Isa Alayhi Salaam
Dalam banyak hadis, Rasul SAW menggambarkan Nabi Isa AS bertubuh sedang, berwarna kulit kecoklatan-kemerahan tapi bercahaya seperti butir-butir air yg masih menempel setelah mandi, rambut Beliau sebahu dan hitam seperti umumnya Bani Israil dan Yahudi yang asli Timur Tengah.
Tapi anehnya dalam gambaran orang-orang Nasrani, karena didominasi
bangsa barat maka sosok Nabi Isa AS (yg mereka sebut Yesus) menjadi
berambut PIRANG dan bermata BIRU...
Satu hal yang salah lagi, oleh mayoritas Nasrani, Beliau Isa AS disebut lahir pada bulan
Desember di tengah MUSIM DINGIN. Nasrani Armenia malah mengatakan lahir 6
Januari. Hal yg SANGAT ANEH, karena dalam Al-Qur'an disebutkan ketika Maryam
hamil tua di ilhamkan untuk menggoyang pohon kurma YANG BUAHNYA SEDANG MASAK (Surat Maryam:25).
Hal ini berarti Nabi Isa AS lahir di akhir musim panas (Agustus-September !).
Kebetulan saya membaca kisah seorang
anak yang bermimpi bertemu Nabi Zakaria AS (paman dari Maryam). Beliau memberi
tahu bahwa Isa AS lahir pada SABTU terakhir di BULAN MUHARROM. Pada saat siang
hari terik (karna MUSIM PANAS !) dikawal 1.000 malaikat.
Dengan menggunakan
kalkulator converter hijriyah ke gregorian, saya mencari Sabtu terakhir pd
bulan Muharrom di tahun 1 Masehi (sebagai tonggak penanggalan Masehi), sy
mendapatkan tanggal 26 Muharrom 640 Sebelum Hijrah = 3 September 1
Masehi....TEPAT AKHIR DI MUSIM PANAS, subhanalloh benarlah firman Allah dalam
Al-Qur'an !
Akhirnya saya memberi tahu
istri tentang rahasia ini, sambil saya minta dia mengulang beberapa ayat pd
surat Ali Imran dan Maryam yg mengisahkan kelahiran Isa AS.
Beberapa minggu
kemudian...saya bermimpi...saya melihat beberapa ibu-ibu sedang berangkat ke
suatu tempat (pengajian kah ?)...tetapi tak jauh dari mereka ada seorang
LAKI-LAKI terlihat sangat misterius, berambut hitam se-bahu, sorot mata hitam
dan tajam...seperti orang timur tengah...bertanyalah saya dalam hati siapa
gerangan Beliau...tiba-tiba ada bisikan ke dalam hati saya, "Itulah Isa
Alayhi Salaam !!!"Sabtu, 25 Oktober 2014
Satu Rahasia Agung dari Ayat Kursiy
Takwil Makna Kalimat 'Man dzalladzii yasyfa'u indahui illaa bi idznih'
Artikel ini pernah saya submit dalam satu forum diskusi online yang sudah tak ada lagi, pernah mendapat sambutan hangat dan keterkejutan dari para pemirsa yang menekuni ilmu-ilmu ladunni dan hikmah. Apa yang saya sampaikan kembali, tidak lain hanya sekadar ingin berbagi ilmu dan hikmah atas apa yang dialami saya dan guru-guru dengan anugerah Allah SWT melalui pengamalan wirid surat-surat/ayat-ayat pilihan yang telah kita diskusikan selama ini.
Saya selalu meyakini bahwa peng-ILMU-an yang shahih bila dipraktikkan dengan peng-AMAL-an yang ikhlas dan terus-menerus (perhatikan kajian kita tentang makna wirid di awal-awal blog !), fa insya Allah akan melahirkan peng-ALAM-an yang indah dan hakiki.
ILMU -> AMAL -> ALAM adalah suatu rangkaian kata-kata yang terdengar serupa, tapi bukan kebetulan keberadaannya bagi mereka yang menekuni ilmu dan hikmah dari ayat-ayat Qur'an yang agung.
Semoga yang saya sampaikan menjadikan para pemirsa tambah mencintai Al-Qur'an dan Rasulullah SAW beserta dapat mengalami keajaiban-keajaiban seperti yang pernah saya dan para guru alami. Mari kita kaji artikel berikut ini:
Kajian Makna
Tersirat Ayat Kursiy (1)
Man dzalladzii
yasyfa’u indahuu illaa bi’idznih-Siapakah yang dapat memberi syafa’at tanpa
se-idzin-Nya
Rekan-rekan,
memenuhi janji saya, juga untuk memenuhi ’dahaga’ bagi mereka yang ingin
mengetahui apa yang tersirat (implicit) dalam ayat yang sangat agung dan mulia
ini. Dasar dari semua kajian ini tetap
menggunakan tafsir mu’tabar dan hadis yg shahih juga mengikuti pendapat ulama
besar. Apa yg saya lakukan adalah
menghubungkan apa yang terputus dan menganalisis berdasarkan pengalaman para
ahli hikmah, dalam hal ini guru saya dan murid-murid beliau.
Prof Quraisy
Shihab menjelaskan ’syafaat’ berasal dari kata ’syaf’u’ atau ’genap’. Yang dimaksud disini ada pihak pemberi
(pertolongan) dan ada pihak penerima (pertolongan).
Kalimat diatas
adalah penjelasan dari Az Zumar:44 (yang bersifat negasi): ”Hanya kepunyaan
Allah syafa’at itu semua. Kepunyaan-nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian
kepada-nyalah kamu dikembalikan”.
Berarti walaupun syafaat milik Allah, masih dapat diberikan oleh fihak
lain bila dengan izin-Nya.
Hadits-hadits
shahih (Shahih Muslim) sampai kepada kita tentang syfaat memang banyak, tapi
saya meng-klasifikasi-kan nya dalam 2 kategori :
1. Sya’faat Kubra
(PUBLIC AMNESTY)
2. Sya’faat
Shugra (SPECIFIC AMNESTY)
Syafa’at Kubra
adalah berdasarkan hadis shahih dimana di padang mahsyar seluruh Nabi sangat
ketakutan karna tak dapat membela umatnya, sehingga Nabi Adam memohon kepada Nabi
Nuh, beliau tak mampu kemudian memohon Nabi Ibrahim, beliaupun merasa berat sehingga
memohon Nabi Musa, beliaupun merasa sulit sehingga memohon Nabi Isa, beliau
ternyata keberatan akhirnya memohon Nabi Muhammad SAW ”Bela lah kami di hadapan Tuhan
anda” . Didalam hadis lain Rasulullah
bersabda ”Kemudian kumohonkan pembelaan bagi umat manusia, sesuai degan
ketentuan yang digariskan Allah bagiku”.
Disinilah tersingkap satu makna agung dari firman Allah,”Wa ma arsalnaka
illa rahmatan lil alamiin” ! Amnesty
yang dimintakan Nabi Muhammad bukan hanya untuk umatnya, melainkan untuk umat
manusia seluruhnya.
Dengan adanya kewenangan syafa'at Shugra lah sebagian ahli hikmah memaknai ’man
dzalladzi yasyfa’u indahu illa biidznih’ sebagai Nabi Muhammad sebagai satu satunya
yang dapat memberi syafaat tanpa melalui idzin Allah lagi. Berbeda dengan syafaat kubra yang mana
Rasulullah harus memohon dan meminta idzin Allah. Ini suatu derajat luar biasa bagi beliau,
bahkan Allah berfirman di surat An Najm:26 ”Dan berapa banyaknya malaikat di
langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah Allah
meng-idzinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhoinya”
Karena ayat
Kursiy ternyata mengandung makna tersirat akan ’derajat agung dan luar biasa
Rasulullah’ maka banyak par sufi dan ahli hikmah meng-kombinasi-kan wirid ayat
Kursiy dengan sholawat Nabi dan surat Yasin.
Dimana ayat Kursiy mengandung ’Derajat Agung Rasulullah’, sedang
sholawat adalah ’doa untuk beliau’ dan surat Yasin mengandung ’nama rahasia
untuk Nur Muhammad di alam malakut’ karena para Sufi memaknai ’Yaa Siin’
sebagai ’Ya Sayyidul Mursaliin’ atau ’Wahai Penghulu Para Utusan’. Melalui kombinasi pengamalan wirid ini semua,
guru kami berujar,”Ketika ber-doa di makam Rawdah di Masjid Nabawi-Madinah,
dalam keadaan sadar saya mendapatkan suatu kenikmatan yang tak pernah akan bisa
dibayangkan oleh mata, telinga, hati dan fikiran manusia”
Selasa, 16 September 2014
Media Penerang Hati
BASHIROH - MATA BATHIN
Membaca beberapa postingan saya, mungkin pemirsa masih berusaha menghubungkan Tema Blog ini yaitu PENERANG HATI dengan kajian-kajian wirid dan kekhususan surat-surat Al-Qur'an yang saya sampaikan.
Seperti pada postingan yang lalu tentang KEAJAIBAN SURAT YAASIIN, dimana saya diberi anugerah Allah untuk melihat Rasulullah SAW, Malaykat Jibril dan Mikail dalam mimpi yang sangat jelas.
Pertanyaan pemirsa lebih jauh mungkin melalui MEDIA apa, hal itu bisa terjadi. Karena sudah tentu bukan dengan mata fisik yang biasa. Dalam postingan pertama disebutkan bahwa Wirid Al Qur'an bisa mendatangkan Warid yang akan mengungkap ke-ghaib-an tataran tinggi, tinggal disini kita meng-kaji apa yg digunakan oleh WARID dalam diri manusia sehingga memungkinkan hal ini terjadi. Artikel dibawah pernah saya tulis dan sampaikan di dalam Blog saya yang lain yg sudah tak bisa di update lagi:
Di akhir zaman ini, hampir tak ada cara untuk mengetahui kebenaran sejati karena setiap madzhab mempunyai tafsir berbeda-beda untuk setiap ayat Qur'an dan untuk setiap hadits Rasul.
Bagi kita orang awam 'Kembali pada Qur'an dan Sunnah Rasul' berarti mencari kebenaran dalam diri.
Firman Allah dalam surat At-Taghobun:11, yang artinya kurang lebih.."Barang siapa ber-iman maka akan diberi petunjuk ke dalam hati nya".
Sabda Rasul SAW dari Abu Abdillah Nu'man bin Basyir, "Di dalam jasad ada segumpal daging..bila ia baik maka baik seluruh perilaku jasad nya, bila ia rusak..maka rusak lah seluruh perilaku jasad nya"(Shahih Bukhori dan Shahih Muslim).
Sementara orang-orang bijak ada mengatakan," Barangsiapa mengenal jiwa-nya maka dia akan mengenal Tuhan-nya"
Hadits Rasul SAW yang lain dari Abu Hurairoh, "Telah putus ke-Nabi-an, kecuali Mubasyirah"
Ketika beliau ditanya apa Mubasyirah..beliau menjawab,"Ru'yatus Shalih (Impian yang bagus)". (Shahih Bukhori). Disini jelas berarti MUBASYIROH adalah bagian dari sifat KENABIAN, yang bisa dimiliki orang beriman dan berlangsung hingga akhir zaman.
Diperkuat lagi dengan Hadits Rasul yang lain dari Abu Hurairoh, "Mimpi orang Mukmin adalah satu dari 46 tanda ke-Nabi-an"(Shahih Bukhori dan Shahih Muslim).
Kehebatan mimpi orang mukmin yang shalih seperti contoh ketika Abdullah bin Zaid dan Umar bin Khoththob ber mimpi memanggil orang untuk shalat dengan lafaz tertentu dan Rasul memerintahkan untuk mengajarkan Bilal untuk meniru (apa yang diimpikan oleh mereka) sebagai panggilan adzan yang kita kenal sekarang.(HR Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).
Perhatikan...bagaimana mimpi dua orang yang bukan Nabi bisa dijadikan dasar untuk menetapkan hukum syari'ah oleh Nabi sendiri !
Mimpi-mimpi orang shalih bila mengenai maksud yang sama justru akan lebih memperkuat derajat ke-SHAHIH-annya seperti derajat hadits yang mutawatir...contoh ketika banyak Sahabat bermimpi melihat lailatul Qadar jatuh pada 7 dan 10 malam akhir ramadhan yang ganjil, Rasul pun bersabda,"Saya mendengar sebagian kalian ber-mimpi melihat Lailatul Qadar pada 7 malam awal, dan sebagian kamu melihat pada 7 malam akhir, karenanya cari lah pada 10 malam akhir". (Shahih Muslim dari Sahabat Salim bin Abdullah bin Amru).
Mimpi yg Bagus
(Ru'yatus Shalih) ada 2 macam :
1. Penglihatan Simbolik; Seperti Nabi Yusuf melihat 11 bintang, 1 matahari dan 1 bulan bersujud. Semua simbol ini harus ditafsirkan. (Surat Yusuf : 4).
2. Penglihatan Langsung; Terbagi lagi dalam 2 jenis:
A. Penglihatan Langsung pada WAKTU YANG SAMA; Contoh paling jelas adalah mimpi melihat Nabi SAW. Dari Abu Hurairoh bahwa Rasul SAW bersabda,"Barang siapa bermimpi melihatku dalam mimpi maka ia AKAN MENEMUIKU DALAM JAGA (fasayaroni fil yaqozhoh!) , karena syetan tak bisa menyerupaiku". (Shahih Bukhori dan Shahih Muslim).
Dalam banyak kasus orang-orang mukmin yang mimpi bertemu Nabi SAW, sesaat mimpi akan usai, dalam peralihan diantara mimpi dan sadar terkadang melihat Beliau sekilas di samping tempat tidur. Walaupun dalam mimpi mereka melihat atau berbicara dengan Beliau SAW di tempat lain. Dalam kasus-kasus khusus, mereka yang sudah tergolong Wali Allah tingkat shiddiqin malah biasa melihat Beliau dalam keadaan sadar dan sepenuhnya jaga. Perkataan Beliau SAW, "FASAYARONI FIL YAQOZHOH" menjadi bukti hal ini bisa terjadi.
B. Penglihatan Langsung untuk MASA DEPAN; Seperti Rasul SAW melihat dirinya masuk ke Mekah dalam keadaan aman dan bercukur, beberapa minggu (beberapa bulan) setelah itu benar-benar terjadi penaklukan kota Mekah, situasi yg terjadi persis sama seperti yg dilihat dalam mimpi sebelumnya (surat al Fath : 27).
Di dalam 'Penglihatan Langsung' baik pada 'waktu yang sama' ataupun untuk 'masa depan' maka semua dimensi terlihat normal, tak ada yg perlu ditafsirkan spt mimpi simbolis. Perbedaannya dalam kasus yang terakhir ini sebenarnya orang yg ber-mimpi sedang masuk ke 'masa depan'. Untuk diri-sendiri saja (berdasar pengalaman saya) taraf ke-akurat-an disini sudah lebih dari 90%, bila beberapa orang mukmin bermimpi hal yg serupa, maknanya sama atau bersesuaian, maka taraf ke-akurat-an nya menjadi 100%. Suatu hal yg pasti terjadi, dan, tidak lama lagi.
'Penglihatan Langsung untuk MASA DEPAN' umumnya hanya dialami Nabi SAW, para Nabi AS dan para Wali Allah (golongan Shiddiqin). Tapi khusus di akhir zaman, 'Penglihatan Langsung' jenis khusus ini banyak dibuka Allah kepada Mukmin yg bukan Wali Allah, mengingat situasi 'DARURAT AKHIR ZAMAN' yg harus segera diberitakan.
Karena itu, dari Abu Hurairoh bahwa Rasul SAW juga bersabda,"Di akhir zaman, ruyatus shalih orang-orang Mukmin nyaris tak pernah bohong". (Shahih Bukhori dan Shahih Muslim).
Yg dimaksud Beliau SAW disini adalah 'Penglihatan Langsung untuk Masa Depan', jadi bukan 'Penglihatan Simbolis' yg membutuhkan penafsiran lebih lanjut dan bisa keliru. Untuk zaman yg darurat, tidak ada pilihan sarana media informasi terbaik kecuali 'PENGLIHATAN LANGSUNG untuk MASA DEPAN'.
Jumat, 22 Agustus 2014
Terminologi Al-Qur'an (I): Salam, Rahmat dan Barokah.
Rahasia Do'a As Salaamu Alaykum War Rohmatulloohi Wa Barokaatuh
Di dalam kitab suci Al-Qur'an yang mulia, begitu banyak terminologi yang sering kita baca, tapi kita tidak mengerti. Para Ustadz, Kyai dan Syekh juga sering terlewat membahas terminologi-terminologi penting seperti derajat-derajat rohani (maqom) atau 'spiritual station' untuk kita daki menuju Allah. Contoh:
Salam -> Rahmat -> Barokah
Islam -> Iman -> Ihsan
Ilmal Yaqin -> Aynal Yaqin -> Haqqul Yaqin
Nafsul Ammarah -> Nafsul Lawwamah -> Nafsul Muthmainnah
Ilmu -> Irsyad -> Hikmah
Iman -> Taqwa -> Tawakkal
Dan masih banyak terms-terms lain yang harusnya kita fahami secara benar dan tuntas. Untuk itu mari kita mulai dengan mengkaji satu do'a yang kita sering lakukan setiap hari, tetapi kita tidak pernah fikirkan maknanya sebagai pembelajaran kehidupan spiritual kita.
Mari kita renungkan...apakah sama arti SALAM dengan RAHMAT dengan
BAROKAH ???
Itu jelas 3 maqom berbeda bagi umat Islam, seperti juga ISLAM dengan IMAN
dengan IHSAN.
Begitu banyak 'terms' di dalam Qur'an dan Sunnah yg sering kita ucapkan tapi tidak kita ketahui HAKIKATNYA.
Kalau Islam >- Iman >- Ihsan menunjukkan maqom ruhani sesuai dengan tingkat ubudiyah kita kepada Allah maka...
Salam >- Rahmat > Barokah menunjukkan maqom ruhani sesuai dengan tingkat penghidupan kita di alam kasar, dalam arti sampai berapa besar pengaruh manfaat kehidupan kita terhadap sesama manusia, hewan, tumbuhan, jin bahkan bumi yg kita tempati. Inilah yang sering didengung-dengungkan orang-orang tua kita sebagai 'BERKAH'. Yang mereka maksud supaya hidup kita menjadi banyak tambahan manfaatnya bagi yang lain. Pada tahapan ini mereka yang diliputi 'BERKAH' dalam kehidupan sehari-harinya biasa mendapatkan 'MAUNAH' atau pertolongan khusus dari Allah SWT.
Begitu banyak 'terms' di dalam Qur'an dan Sunnah yg sering kita ucapkan tapi tidak kita ketahui HAKIKATNYA.
Kalau Islam >- Iman >- Ihsan menunjukkan maqom ruhani sesuai dengan tingkat ubudiyah kita kepada Allah maka...
Salam >- Rahmat > Barokah menunjukkan maqom ruhani sesuai dengan tingkat penghidupan kita di alam kasar, dalam arti sampai berapa besar pengaruh manfaat kehidupan kita terhadap sesama manusia, hewan, tumbuhan, jin bahkan bumi yg kita tempati. Inilah yang sering didengung-dengungkan orang-orang tua kita sebagai 'BERKAH'. Yang mereka maksud supaya hidup kita menjadi banyak tambahan manfaatnya bagi yang lain. Pada tahapan ini mereka yang diliputi 'BERKAH' dalam kehidupan sehari-harinya biasa mendapatkan 'MAUNAH' atau pertolongan khusus dari Allah SWT.
Jadi berusahalah kita, paling tidak, untuk menjadi 'SALAM' bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar walaupun kita belum mampu menyebarkan 'RAHMAT' Allah kepada mereka dalam bentuk ilmu, hikmah, rezeki dan lain-lain manfaat, apalagi menimbulkan 'BAROKAH' yang menyebabkan 'RAHMAT' Allah tersebar secara indah, langgeng dan lestari.
Langganan:
Postingan (Atom)